Menu MPASI 6 Bulan: Panduan Tekstur dan Nutrisi yang Tepat
Bunda tentu tahu, saat si Kecil berusia genap 6 bulan adalah waktunya memberikan MPASI pertama untuk membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk si Kecil hingga berusia 6 bulan. ASI eksklusif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk menjaga kesehatan si Kecil.[1] [2]
Hal ini dilakukan agar ia bisa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan secara maksimal sebelum diperkenalkan kepada menu MPASI 6 bulan pertama.
Nah, seiring berjalannya waktu, setelah melewati usia 6 bulan, si Kecil pun akan tumbuh semakin besar, sehingga ASI saja tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisinya. Maka, pengenalan terhadap makanan pendamping ASI atau menu MPASI 6 bulan sudah dapat mulai Bunda berikan.
Di momen ini, sistem pencernaannya sudah lebih matang untuk dapat mencerna nutrisi dari sumber lain selain ASI.[3] Pertanyaannya, makanan dan menu MPASI 6 bulan pertama apa yang paling cocok untuk si Kecil? Simak penjelasannya lebih lanjut di dalam artikel berikut, yuk!
Makanan Padat Pertama si Kecil[4]
Agar si Kecil tidak terlalu kaget dengan MPASI pertama yang Bunda berikan, hal yang perlu Bunda perhatikan adalah tekstur makanan. Pengenalan terhadap tekstur makanan yang baru sangat penting untuk menumbuhkan kebiasaan makan yang sehat dan tidak rewel saat makan.
Jika sebelumnya ia hanya mengonsumsi asupan berupa ASI, kini si Kecil mulai mencoba asupan berbentuk padat menu MPASI 6 bulan. Selain itu, tahap ini adalah saat di mana si Kecil baru mengenal makanan dan belajar makan untuk pertama kalinya.
Oleh karena itu, tekstur MPASI 6 bulan pertama harus dimulai dengan makanan yang lebih cenderung berbentuk bubur kental (puree) atau makanan yang dilumat hingga halus (mashed).
Setelah terbiasa, si Kecil sudah mulai bisa diberikan jenis makanan yang lebih beragam. Tambahan variasi makanan ini menjadi cara melatihnya untuk makan tiga kali sehari.[5]
Pastikan tekstur MPASI 6 bulan pertama pun semakin beragam. Tambahkan daging, ayam, ikan, telur, yogurt, maupun keju, atau finger foods alias camilan lainnya.
Selanjutnya, menu MPASI 6 bulan jika menginjak usia 9 bulan, ia sudah mulai bisa diberikan makanan yang dicincang halus, cincang kasar, atau makanan yang dapat dipegang anak (finger foods). Sedangkan, saat usianya telah mencapai 12 bulan ke atas, mungkin Bunda mulai bisa memberinya makanan keluarga yang dihaluskan atau dicincang seperlunya untuk menyesuaikan dengan mulut mungilnya.[6]
Memberikan menu MPASI 6 bulan secara bertahap sesuai dengan usianya ini bertujuan untuk melatih mulutnya agar dapat mengunyah dengan baik. Selain itu, membiasakannya dengan tekstur yang lebih lembut kemudian beralih secara perlahan ke tekstur yang lebih kasar juga baik untuk perkembangan sistem pencernaannya.6
Baca Juga: 5 Cara Pemberian MPASI Pertama Si Kecil
Perhatikan Nutrisi
Lalu, untuk permulaan, perhatikan nutrisi pada makanan MPASI pertama si Kecil.
Hal ini sangat penting agar si Kecil mendapatkan nutrisi yang seimbang. Di antara nutrisi yang dibutuhkan si Kecil adalah Zat Besi, Kalsium, Vitamin C, Vitamin A, [7] Vitamin D, dan Asam Lemak Omega 3[8] untuk dapat bertumbuh kembang dengan baik. Pastikan Bunda memberinya pilihan menu MPASI pertama yang bergizi di awal perkenalannya dengan makanan padat.
Masing-masing nutrisi menu MPASI 6 bulan pertama tersebut memiliki peranan penting dalam tumbuh kembang si Kecil. Zat Besi misalnya, sangat penting untuk pertumbuhan kognitif serta motorik. Lalu ada Omega 3 yang penting untuk kesehatan mata serta pertumbuhan otak.8
Vitamin A untuk membangun sistem kekebalan tubuh, kulit, dan mata. Seperti Vitamin A, asupan Vitamin C juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus kesehatannya secara umum dan membantu menyerap Zat Besi. Sedangkan Vitamin D bersama kalsium dibutuhkan untuk membentuk tulang yang kuat dan juga berperan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh.7Nah, untuk memberikan MPASI pertama yang bergizi, Bunda juga bisa menyiapkan Nestlé CERELAC Bubur Sereal Beras Merah. Nestlé CERELAC Bubur Sereal Beras Merah merupakan MPASI instan bergizi lengkap untuk perut si Kecil yang terbuat dari bahan alam yang dikeringkan. Selain CERELAC Bubur Sereal Beras Merah, terdapat juga berbagai varian CERELAC Bubur Sereal lainnya.
Diperkaya 11 Vitamin, 6 Mineral, Omega 3, Omega 6, dan tinggi Zat Besi, Nestlé CERELAC Bubur Sereal bantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian dan mengoptimalkan tumbuh kembang si Kecil. Mulai dari sekarang, yuk, sajikan dua porsi Nestlé CERELAC Bubur Sereal dalam menu harian makanan MPASI pertama si Kecil demi mendukung pemenuhan gizi perut kecilnya!
Referensi:
[1] Breastfeeding. (2019, November 11). WHO | World Health Organization. https://www.who.int/health-topics/breastfeeding
Retrieved April 7, 2022
[2] IDAI. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI. 2018
[3] Campoy C, et al. Ann Nutr Metab 2018;73(suppl 1):27–36 Complementary feeding - Infant and young child feeding - NCBI bookshelf. (n.d.). National Center for Biotechnology Information.
[4] CDC. Improving Young Children’s Diets During the Complementary Feeding Period. Dari : https://www.cdc.gov/nutrition/infantandtoddlernutrition/foods-and-drinks/when-to-introduce-solid-foods.html. Diakses pada 18/03/2022
[5] Feeding your baby: 6–12 months. (n.d.). UNICEF. https://www.unicef.org/parenting/food-nutrition/feeding-your-baby-6-12-months
[6] IDAI. Makanan Pendamping ASI (MPASI). Dari : https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/makanan-pendamping-asi-mpasi. Diakses pada 18/03/2022 air Susu Ibu (MPASI). (n.d.). IDAI.
[7] WHO. Complementary feeding. Dari : https://www.who.int/health-topics/complementary-feeding#tab=tab_2. Diakses pada 18/03/2022 Complementary feeding: Family foods for breastfed children. (2000, March 3). WHO | World Health Organization.
[8] NNI. Complementary Feeding: The appropriate introduction for short-term as well as long-term health and growth. Dari : https://www.nestlenutrition-institute.org/resources/infographics/details/complementary-feeding-appropriate-introduction-short-term-well-long-term-health-and-growth. Diakses pada 18/03/2022